DEMI MIMPI,
NERAKA PUN AKU TEMPATI
Oleh Muhammad
Burniat
Panti Asuhan adalah istana yang layak bagi anak-anak berstatus
yatim piatu, juga−anak-anak yang tidak mampu. Istana yang menyimpan cahaya
impian anak-anak yang tidak beruntung ini merupakan tumpuan akhir bagi
kelangsungan hidup mereka. Masa depan yang suram, sedikit akan lebih bersinar.
Bangunan harapan serta mimpi menghampiri kehidupan mereka. Seringkali
orang-orang sekelilingku menawarkan solusi yang satu ini.
“Jika kamu mau sekolah, kamu masuk panti saja, Bur!”
“Ya,” Jawabku mengangguk. Sedikit menyembunyikan penolakan terhadap
solusi mereka.
Aku heran, mengapa tempat ini kerap kali terpikir oleh mereka.
Sementara mereka saja tak pernah merasakan tempat itu.
“Apakah memang inilah jalan takdirku?” tanyaku dalam hati.
Lama-lama kata itu menancap
dalam pikiranku. Semakin kuat melintas dalam benakku, semakin kuingin
mengetahuinya. Rasa penasaran memuncak. “Aku rasa ada benarnya juga perkataan
orang kampungku” ujarku dalam hati, jika melihat keadaan ekonomi keluargaku
yang tidak bisa dibilang pas-pasan ini. Memang tak bisa dipungkiri, setiap hari
makan nasi tanpa lauk pauk−kuah ala air garamlah yang menggenangi piringku.
Jauh dari kenikmatan hidup. Sepotong ayam yang empuk bahkan tak pernah
menghampiri piringku. Adanya, aku hanya bisa mencium aroma-aroma itu dari
tetangga sebelah rumahku. Bangun dari tidur, aroma ayam gorenglah yang membuat
terperanjat dari tempatnya. Memang tak bisa kurasakan nikmatnya secara nyata,
tapi bau harum semerbak bumbu, yang bersatu dengan ayam, mampu membawa
imajinasiku mencicipinya.