Aku dan Buku : Berpikir, Sejatinya Manusia Berakal

on Sunday, May 4, 2014


Aku dan Buku : Berpikir, Sejatinya Manusia Berakal

Saat mencari buku bacaan yang akan dijadikan sebagai tugas Bahasa Indonesia, aku menemukan kesulitan karena harus membaca buku diluar dari kebiasaanku yakni membaca buku akademis. Namun, aku berusaha memaksakan diri untuk membaca. Melalui proses berpikir yang panjang, akhirnya aku menjatuhkan pilihan kepada sebuah buku yang berjudul “ Filsafat Manusia; sebuah perbandingan islam dan barat.” Seperti biasa, apa yang telah pak Hernowo ajarkan kepada kami, mahasiswa/i STFI SADRA. Aku membaca riwayat penulis kemudian aku membaca setiap bab yang ditawarkan dalam buku tersebut. Buku filsafat manusia karya Dr. H. Undang Ahmad Kamaluddin ini mengangkat tentang jati diri manusia dalam perspektif islam dan barat. Dr. H. Undang Ahmad Kamaluddin adalah seorang ilmuwan muslim yang aktif dalam dunia islam. Riwayat pendidikan yang dijalani beliau fokus terhadap islam. Ini terlihat dari pendidikan S1 hingga S3-nya menduduki fakultas Ushuluddin. Saat ini, beliau sedang menjabat sebagai Ketua Pusat Desa Binaan sejak tahun 2000.

Menarik sekali pembahasannya jika dilihat dari pendahaluan yang disampaikan namun, saya tertarik mengambil kesamaan dari pembahasan buku ini.  Mataku berhenti sejenak dan melihat jelas sebuah bab yang berjudul “ Konsep Manusia dalam Al-quran dan Konsep Manusia dalam Perspektif Barat”. Aku mencari inti persamaan pembahasan dari dua pandangan tersebut hingga akhirnya aku menemukan sebuah misteri besar dalam diri manusia. Apakah persamaan keduanya ?


Dalam persepektif barat pada halaman 31 dijelaskan bahwa manusia merupakan sebangsa binatang karena memiliki banyak persamaan dengan binatang namun ada ciri yang membedakan dengan binatang yakni “berpikir”. Manusia adalah makhluk berpikir dan merupakan ciptaan tuhan yang paling sempurna. Kapasitas berpikir yang dimilikinya menjadikan manusia menduduki posisi tertinggi daripada makhluk lainnya. Degan kemampuan berpikir, manusia mampu membuat keputusan dengan dasar pikiran, akal dan nalar. Manusia mampu menafsirkan melalui pemikiran sehingga tercipta bangunan ilmu pengetahuan. Berpikir itulah yang menjadi ciri khas manusia dan karena berpikir, dia menjadi manusia.

Sementara dalam menurut pandangan filsafat islam tentang manusia dijelaskan pada halaman 140- 141 tentang “Manusia menurut pandangan islam” dikatakan bahwa manusia adalah makhluk yang penuh misteri. Manusia diberikan akal oleh Allah SWT dan dengan akalnya ia akan berpikir. Dengan berpikir, manusia akan mengajukan pertanyaan yang akan dicari jawabannya. Menurut Murtadha Muthahari , manusia adalah makhluk serba dimensi. Pertama secara fisik, manusia hampir sama dengan hewan yakni membutuhkan makan, minum, dan berkembang biak. Kedua, manusia memiliki sejumlah emosi yaitu memperoleh keuntungan daripada kerugian. Ketiga, manusia menyukai keindahan. Keempat, memiliki dorongan untuk menyembah Tuhan. Kelima, memiliki kekuatan dan kemampuan berlipat ganda karena memiliki akal, pikiran dan kehendak. Dari apa yang dikatakan oleh Murtadha Muthahari, saya begitu terhubungan dengan pernyataannya yang mengatakan bahwa “ manusia memiliki kekuatan dan kemampuan berlipat ganda karena memiliki akal, pikiran dan kehendak.” Artinya sejatinya manusia bisa menjadi makhluk yang superior dalam segala hal namun yang menjadi kenyataan saat ini, banyak manusia yang tak mengembangkan potensi itu untuk menjadikan dirinya betul-betul dalam mengendali akal yang sempurna. Seharusnya manusia sadar betul atas apa yang ada dalam diri manusia sendiri. Sejatinya islam mendorong penggunaan potensial akal sebagaimana yang telah diterangkan dalam ayat-ayat al-quran lainnya.

Inilah sekian pembahasan yang ada dalam buku “filsafat Islam; sebuah perbandingan antara islam dan barat  karya Dr. H. Undang Ahmad Kamaluddin , M.Ag yang menjadikan aku tertarik untuk direnungkan dan bahkan menegur manusia agar memanfaat anugerah besar yang Allah SWT berikan kepada manusia yakni akal. Tak ada yang sesempurna manusia berakal. Maka dari itu, akal merupakan mahkota kesempurnaan manusia yang harus dijaga sebagai penggerak kebenaran dengan proses berpikir yang sejatinya Allah SWT inginkan. Berpikir adalah aktivitas manusia berakal. Semakin banyak berpikir maka akan mengantar manusia pada kesempurnaan hidupnya. Baik barat maupun islam sama-sama menjunjung tinggi akal. Berpikir merupakan aktivitas yang harus dijalani. Karena semakin banyak manusia berpikir maka semakin memanusiakan dirinya sendiri. Inilah yang yang menjadikan diri pribadi saya untuk terus menggali potensi dalam diri. Ya. berpikir....

Comments
0 Comments

0 komentar:

Recent Comments

followers

About Me